Thursday, April 24, 2008

Sasaran

Kebersamaan
Saluran leased channel ini akhirnya menjadi backbone jaringan
Internet di Baranangsiang Indah, dengan terbentuknya jaringan
dalam satu blok, terdiri dari tiga rumah yang berdekatan,
salah satunya memang sudah ada warnet dengan menggunakan
dial-up biasa.
Harga aksesnya dibuat murah, karena memang tidak
memikirkan bisnis, lebih kepada mencoba konsep yang
waktu itu belum jelas dan belum teruji bisa jalan. Ketiga rumah
sangat puas mendapatkan akses Internet yang murah
dan cepat, sehingga beberapa bulan kemudian, tetangga di
belakang mulai minta untuk bergabung.
Kesulitan utama pembangunan jaringan RT-RW-Net ini adalah
jumlah pelanggannya yang masih terlalu sedikit, sehingga
dari hasil iurannya belum bisa menutupi biaya operasi keseluruhan.
Satu saluran Internet dengan kecepatan 64Kbps yang
hanya bisa dipakai oleh 10 komputer (atau 10 rumah), harga
langganannya sekitar empat juta Rupiah setiap bulannya.
Jika jumlah pemakainya belum mencapai 10, maka jumlah
biaya gotong royong yang harus ditanggung bisa lebih besar
dari empat ratus ribu sebulan, sementara kalau lebih dari 10
mau tidak mau ada masalah dengan kecepatan aksesnya. Kita
harus mengambil resiko, yaitu dengan memperbesar rasio
dari pengguna, supaya biayanya menjadi murah.
Dengan target rasio 1:2, artinya, kecepatan 64Kbps yang biasanya
dipakai oleh 10 komputer atau rumah, dipaksakan untuk
dipakai 20 komputer, maka bisa didapatkan biaya yang lebih
terjangkau, yaitu sekitar 200 ribu Rupiah setiap bulannya.
Asumsi rasio 1:2 ini memang belum tentu memuaskan
pemakainya, tetapi melihat pengalaman yang dialami selama
ini, sepertinya angka ini bisa dipakai untuk mulai memperkenalkan
akses Internet dengan kecepatan tinggi atau istilah
yang sering dipakai, Internet Broadband Access. Selengkapnya...

Misi
• Membangun infrastruktur jaringan Internet secara swadaya
• Membangun aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
produktifitas pekerjaan sehari-hari, terutama
untuk di lingkungan RT-RW yang bersangkutan
• Merawat dan mengembangkan jaringan yang sudah ada Selengkapnya...

Toward Taman Cyber City


MEWUJUDKAN TAMAN – CYBERCITY - Sebuah Kota yang memanfaatkan Teknologi Informasi
Barangkali bisa dinilai ironis kalau pada saat bangsa dan negara kita menghadapi kesulitan yang paling mendasar yakni masalah sembako, kelaparan, keamanan dan lainnya, kita masih berdialog tentang cybercity yang menyangkut teknologi informasi terakhir dan canggih

Apakah relevansinya begitu urjen ?
Sementara masalah ketidaktentuan melanda bangsa dan negara kita, perkembangan kemajuan teknologi informasi di bumi ini berjalan terus tanpa mengenal kompromi. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, ditunjang oleh harga peralatan yang terus menurun, membuat sosialisasi pemanfaatan dari perkembangan tersebut semakin cepat merambat kedalam sendi-sendi kehidupan manusia.

Di lain pihak, pendidikan dini dari para pemula sudah semakin marak; hampir di setiap sekolah yang memiliki kemajuan ekonomi telah memasukan pendidikan komputer pada kurikulum anak-anak TK & SD. Dengan jari-jarinya yang lentik anak-anak tersebut sudah dapat meningkatkan kreasi-kreasi melalui komputer. Mereka juga dapat mengirim e-mail kepada sahabat penanya dimana pun mereka berada, serta dapat mengadakan komunikasi atau ngobrol melalui komputer yang biasa disebut chatting.
Dengan demikian, tanpa disadari, era globalisasi sudah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat.

Persoalannya adalah dapatkah kita memanfaatkan kecanggihan perkembangan teknologi tersebut sehingga tidak ketinggalan terlalu jauh dengan negara tetangga maupun bangsa lain ?
Jelas kita tidak dapat mengabaikan masalah sosial, keamanan dan politik yang sedang melanda negara kita, namun perkembangan teknologi informasi sebaiknya juga tidak kita tinggalkan, malahan kalau mungkin kita seharusnya memanfaatkannya guna meningkatkan kesejahteraan dan harkat hidup bangsa kita, di tanah air yang kaya dan raya ini. Selengkapnya...

Foto Pembangunan Lapangan Mblarakan Wiroko